Jumat, 21 Juni 2019

Distributed Processing


LATAR BELAKANG
Salah satu bentuk perkembangan teknologi informasi adalah adanya perkembangan dalam aspek pelayanan atau pengaksesan data dan pemrosesan data. Perkembangan ini bisa ditandai dengan adanya sebuah metode teknologi, yaitu Distributed Processing (Pemrosesan Terdistribusi).
Distributed Processing adalah kemampuan menjalankan semua proses pengolahan data secara bersama antara komputer yang berfungsi sebagai pusat dengan beberapa komputer yang lebih kecil dan saling dihubungkan melalui jalur komunikasi. Setiap komputer tersebut memiliki prosesor mandiri sehingga mampu mengolah sebagian data secara terpisah, kemudian hasil pengolahan tadi digabungkan menjadi satu penyelesaian total. Jika salah satu prosesor mengalami kegagalan atau masalah maka prosesor yang lain akan mengambil alih tugasnya. Dalam proses distribusi sudah mutlak diperlukan perpaduan yang mendalam antara teknologi komputer dan telekomunikasi, karena selain proses yang harus didistribusikan, semua host komputer wajib melayani terminal-terminalnya dalam satu perintah dari komputer pusat.
Penulis akan membandingkan 2 buah jurnal dengan tema parallel computing. Jurnal pertama membahas tentang cara mengklasifikasikan mutu buah tomat, dimana proses klasifikasinya dilakukan dengan dua cara yaitu, secara sekuensial dan parallel. Jurnal kedua membahas tentang implementasi komputasi parallel dengan algoritma genetik.untuk prapemrosesan probabilistic neural network

METODE
Metode pertama mereka menggunakan komputasi parallel pada Jaringan Syaraf Probabilistik (PNN) untuk mengklasifikasi buah tomat, jurnal yang kedua , menggunakan komputasi parallel dengan Algoritma Genetik untuk Prapemrosesan Probabilistic Neural Network pada bunga iris.

ANALISA
Pada jurnal yang pertama Percobaan dilakukan untuk membandingkan kinerja PNN yang dilakukan secara paralel pada dua buah komputer dan kinerja PNN yang dilakukan secara sekuensial pada satu komputer. Kriteria yang digunakan untuk uji analisis adalah akurasi klasifikasi PNN, waktu eksekusi total, peningkatan kecepatan, peningkatan akurasi, dan efisiensi. Percobaan dilakukan menggunakan program komputasi paralel dengan PNN hasil penelitian sebelumnya. Tomat yang digunakan adalah varietas Permata yang dikelompokkan menjadi tiga kelas dan masing-masing kelas diambil parameter bobot (gram), panjang (cm) dan lebar (cm). Proses pelatihan dilakukan dengan rasio antara jumlah data yang digunakan untuk pelatihan dan data yang digunakan sebagai contoh masukan (validasi) divariasikan sebanyak 9 mode. Masing-masing mode pelatihan dilakukan 10 kali pengulangan. Dengan dua macam populasi Algoritma Genetik yang digunakan, total percobaan yang dilakukan adalah 360 percobaan. Dari percobaan didapatkan hasil bahwa akurasi klasifikasi komputasi paralel dan komputasi sekuensial tidak terlalu berbeda dan terpusat pada kisaran rata-rata 89.2%. Peningkatan akurasi komputasi paralel juga relatif sama dengan pola sebaran bernilai 100%. Artinya akurasi klasifikasi dengan komputasi paralel meningkat 1 kali lipat dari komputasi sekuensial. Dengan demikian tidak terjadi perubahan berarti terhadap akurasi klasifiaksi. Pada aplikasi klasifikasi dengan komputasi paralel, waktu total (waktu pelatihan dan waktu klasifikasi) rata-rata adalah 439.57 detik, lebih kecil daripada komputasi sekuensial yang rata-rata sebesar 548.66 detik. Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan kecepatan komputasi paralel yang rata-rata sebesar 128.857%. Dengan demikian, klasifikasi dengan komputasi paralel pada dua buah komputer lebih cepat sekitar 1.3 kali lipat dibandingkan dengan komputasi sekuensial. Dari hasil tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan komputasi paralel pada proses klasifikasi tomat telah mempercepat waktu pemrosesan tanpa mengubah nilai akurasi klasifikasi secara signifikan.  Namun penerapan komputasi paralel pada bagian prosesor dari sistem sortasi perlu diimbangi dengan pemilihan teknik/metode yang tepat pada bagian lainnya sehingga peningkatan kecepatan yang dihasilkan menjadi optimal.
Pada jurnal yang kedua menguji dan membandingkan kinerja dari algoritma genetik sekuensial, algoritma genetik paralel mode vektor baris, dan algoritma genetik mode vektor kolom. Penelitian menggunakan basis data bunga iris yang dikembangkan oleh R.A. Fisher. Berbagai kriteria yang digunakan untuk uji analisis adalah akurasi klasifikasi PNN, waktu eksekusi total, rasio kebergantungan mesin, peningkatan kecepatan, dan efisiensi. . Dari percobaan didapatkan kesimpulan bahwa secara umum kinerja algoritma genetik paralel jauh lebih baik apabila dibandingkan dengan algoritma genetik sekuensial. Sedangkan kinerja antara algoritma genetik paralel mode vektor baris dan kinerja algoritma genetik paralel mode vektor kolom tidak terlampau jauh berbeda.

KESIMPULAN
Pada Jurnal yang pertama, mereka menggunakan komputasi parallel pada Jaringan Syaraf Probabilistik (PNN) untuk mengklasifikasi buah tomat, jurnal yang kedua , menggunakan komputasi parallel dengan Algoritma Genetik untuk Prapemrosesan Probabilistic Neural Network pada bunga iris.
Kedua jurnal ini menggunakan cara yang sama yaitu dengan menggunakan lebih dari 1 komputer, yaitu jurnal pertama 2 komputer dan jurnal kedua 3 komputer. Jaringan yang digunakan pun berbeda, dimana pada jurnal pertama tidak menggunakan HUB dan yang kedua memakai HUB dab UTP. Hasil yang di dapat pun berbeda, pada jurnal pertama setiap parameter memiliki keunggulan di setiap cara, berbeda dengan jurnal kedua yang memiliki keunggulan di setiap parameter dengan cara komputasi parallel.

REFERENSI